BISNIS TIKET PESAWAT ONLINEBISNIS TIKET PESAWAT ONLINE
Direkomendasikan bagi Anda yang ingin memiliki dan mengelola bisnis penjualan tiket pesawat secara online, murah, mudah, cepat, dan aman. KLIK DISINI untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

KOLEKSI WALLPAPER FOTO PESAWAT TERBANG :


sebuah konsep keilmuan di bidang militer

sebuah konsep keilmuan di bidang militer. Info sangat penting tentang sebuah konsep keilmuan di bidang militer. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai sebuah konsep keilmuan di bidang militer

cartoon picture gallery
CAR Magazine Online
Cell Phone and Mobile Technology
Woman Beautiful Hot pictures
Koleksi Gambar Kartun
Galeri foto artis wanita cantik
Aircraft images wallpaper gallery
Ship images wallpaper
Gambar Pesawat Terbang
Gambar Kapal Laut
sebuah konsep keilmuan di bidang militer
Dewi Motik adalah pribadi yang suka pragmatis, senang yang praktis. Ia kini sedang menggeluti S2 Program Strategi di UI. Dalam kaitannya sebagai praktisi ia berkeinginan mempelajari konsep-konsep yang praktis. Perang gerilya misalnya sebuah konsep keilmuan di bidang militer yang sangat praktis, tidak terlalu teoritis. Sering melakukan Hit and Run. Teman-temannya kuliah, berpangkat Letkol dan Kolonel dari angkatan bersenjata. Tak usah heran kalau kini Dewi Motik bergelut dengan buku-buku Mao Tse Tung, Buku Pak Nasution tentang Perang Gerilya. Prinsip Dewi Motik, kalau melihat orang lain punya kelebihan jangan iri. “Kita harus belajar untuk bisa mendapatkan; seperti yang mereka dapatkan. Sistem pendidikan di departemen Hankam misalnya, memberi hasil yang baik. Mayoritas pimpinan terbaik bangsa ini lahir dari pendidikan militer. Kita jangan iri. Kita buat yang sama, kita kerja keras dan tingkatkan disiplin,” ujarnya. Pernyataan Dewi Motik memang ada benarnya. Kalau diperhatikan, sistem rekruitmen kepemimpinan nasional, memang banyak muncul dari kalangan militer. Kelebihan mereka antara lain, tidak neko-neko, mampu berpikir sistematis, punya visi, daya tahan fisik cukup kuat, dan memiliki sense of joke (rasa humor). Hari-hari Dewi Motik yang penuh dengan kesibukan itu, selalu diawali dengan baca koran di pagi hari. “Saya gelisah kalau tak baca koran di pagi hari,” ujarnya. Hobby lain: nonton TV dan berenang. Kalau musim libur, Dewi Motik sekeluarga sering berlibur ke luar negeri. Bila ada rapat atau konferensi di Bali misalnya, Dewi Motik juga sering mengajak keluarga ke sana, sekalian liburan. Dewi Motik mengaku suaminya cukup pengertian. Baginya, sesibuk-sibuk istri, bila selalu menghargai suami dan memberi pengertian, tidak akan ada masalah. Kendati demikian, tokoh wanita yang paling sering muncul di media massa itu, mengungkapkan: tidak ada suami istri yang cocok 100%. Antara segala macam kegiatan dengan masalah keluarga, sering bertolak belakang. Kadangkala, setiap orang diharuskan untuk menentukan pilihan. Bila kenyataan yang sama ditemui Dewi Motik dalam kehidupannya sehari-hari, ia melakukan dengan skala prioritas. Sebagai contoh, ketika ada pertemuan penting di kantornya, padahal, pada saat yang sama ibunya dikabarkan sakit, dan akan dioperasi, aktivis Muhammadiyah ini harus memilih meninggalkan pertemuan penting menyangkut kariernya itu. Sebab, posisi orang tua baginya adalah segala-galanya. Sedangkan pertemuan tadi masih bisa terulang, atau resikonya tidak separah kalau ia tidak membesuk ibunya. Sebaliknya, ketika anaknya sakit, padahal ia harus memimpin delegasi Indonesia yang menghadiri pertemuan pengusaha wanita di India, Dewi Motik memilih Berangkat ke pertemuan yang dibuka oleh Perdana Menteri India, Almarhum Indira Gandhi itu. Bukan karena tega atau tidak sayang anak, tapi hal ini didiskusikan dulu dengan suaminya, setelah setuju ia lalu pergi menunaikan tugas negara dalam memperluas cakrawala pengusaha wanita Indonesia itu. Alasan Dewi Motik kenapa menekuni dunia pendidikan – mengajar, berceramah, menulis – dan dunia wiraswasta, karena Bangsa Indonesia sangat tertinggal bila dibanding dengan negara maju, dalam berbagai bidang, “Persaingan semakin ketat, dunia pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesatnya.


Powered By : Blogger